Al-Qur'an sebagi As-Syifa
01.36KHUTBAH I
الْحَمْدَ لِلَّهِ الذي نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ
وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ
أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ
هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنَّ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ
وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ
عَلَى نَبِيِّنَا وَرَسُوْلِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى ا للهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ
الدِّيْنِ، أَمَّا بَعْدُ
فَيَا
عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ
الْمُؤْمِنُوْنَ الْمُتَّقُوْنَ، قَالَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى فِيْ كِتَابِهِ
الْعَزِيْز
يَاأَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ
يَاأَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ
يَاأَيُّهَا
الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا. يُصْلِحْ
لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ
وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا
وَقَالَ عَلَيْهِ الصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ:
اِتَّقِ اللهَ حَيْثُ مَا كُنْتَ وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا
وَخَالِقِ النَّاسَ بَخُلُقٍ حَسَن
Hadirin
sidang jum’at Rohimakumullah
Khatib
mewasiatkan kepada diri khatib pribadi dan kepada jamaah sekalian agar
senantiasa bertakwa kepada Allah. Abdullah bin Ma’ud radhiallahu ‘anhu
mengatakan, takwa adalah
أنْ يُطَاعَ فَلَا يُعْصَى، وَأَنْ يُذْكَرَ فَلَا
يُنْسَى، وَأَنْ يُشْكَرَ فَلَا يُكْفَرَ
Allah itu
diibadahi dan tidak dimaksiati, diingat dan tidak dilupakan, bersyukur
kepada-Nya bukan malah kufur atas nikmat-Nya.Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala yang telah memberikan karunia
yang begitu banyak kepada kita, dan sebesar-besar karunia yang Allah berikan
kepada kita adalah kenikmatan Islam dan iman. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah
kepada Nabi kita, kekasih kita, dan penyejuk hati kita, Muhammad bin Abdullah shallallahu ‘alaihi wa ‘alihi
wa shahbihi. Beliaulah yang menjadi perantara dari Allah agar
kita bisa beribadah kepada Allah, agar kita bisa memasuki surga dan terjauh
dari neraka dengan mengikuti ajarannya dan menjauhi apa yang beliau larang.
hadirin
siding jum’at rohimakumullah
Diriwayatkan oleh Bukhari dari Abu
Said al-Khudri r.a. "Pada
suatu hari kami bersama2 dalam perjalanan, bermalam di suatu dusun. Datang
kepada kami seorang budak perempuan dan berkata:
"Sesungguhnya kepala desa ini sedang sakit, dan tak seorang pun diantara kami yg dapat mengobatinya."
Salah seorang dari kami berdiri dan mengikuti budak tadi, kami tidak mengira dia bisa jadi tabib. Si sakit tadi langsung di manterai dan sembuh, kepadanya diberikan 30 ekor kambing, dan kepada kami di suguhkan minuman susu. Ketika rombongan meneruskan perjalanan, kami bertanya. Apakah engkau membolehkan mantera?" Dia menjawab: (Abu Sa'id al-Khudri r.a.) "Tidak, saya bukan tukang mantera, tetapi aku hanya membaca UMMUL KITAB (al-Fatihah). Kami (Abu Sa'id al-Khudri r.a.) mengatakan kepada rombongan:
"Sesungguhnya kepala desa ini sedang sakit, dan tak seorang pun diantara kami yg dapat mengobatinya."
Salah seorang dari kami berdiri dan mengikuti budak tadi, kami tidak mengira dia bisa jadi tabib. Si sakit tadi langsung di manterai dan sembuh, kepadanya diberikan 30 ekor kambing, dan kepada kami di suguhkan minuman susu. Ketika rombongan meneruskan perjalanan, kami bertanya. Apakah engkau membolehkan mantera?" Dia menjawab: (Abu Sa'id al-Khudri r.a.) "Tidak, saya bukan tukang mantera, tetapi aku hanya membaca UMMUL KITAB (al-Fatihah). Kami (Abu Sa'id al-Khudri r.a.) mengatakan kepada rombongan:
"Kejadian
ini jangan di kabarkan kepada Rasulullah s.a.w. lebih dahulu" Sesudah kami sampai dikota Madinah,
kami datangi Rasulullah s.a.w. dan kami ceritakan kejadian itu. Dan Rasulullah
bersabda: "Siapa tahu bahwa surat (al-Alfatihah) adalah
mantera (obat) bagilah hadiah itu dan berikan kepadaKu sebagian darinya."
Hadirn
siding jum’at rahimakumullah
Bahwa sebenarnya Kitab Suci Al Qur’an itu merupakan obat bagi
manusia, tetapi sayang orang-orang itu sendiri banyak yang tidak mau
memanfaatkan Al Quran sebagai obat Di dalam Al Qur’an Allah SWT berfirman dalam surat yunus ayat 57 yang artinya "Wahai manusia telah datang kepadamu Kitab Al
Qur’an yang mengandung pengajaran dari Tuhanmu dan obat bagi penyakit-penyakit
yang ada di dalam dada (hati) serta mengandung tuntunan dan bahagia bagi mereka
yang mempercayainya
Hadirin khutbah jum’at rahimakumullah
Banyak
ayat Al Qur’an yang mengisyaratkan tentang pengobatan karena AlQur’an itu
sendiri diturunkan sebagai penawar dan Rahmat bagi orang-orang yang mukmin. Allah SWT telah mensifatkan Al Quran
yang diturunkan kepada umat manusia lewat Nabi Muhammad SAW sebagai penyernbuh
atau obat. Bila disebut obat, tentu ada kaitannya dengan penyakit. Dalam tafsir
Ibnu Katsir dinyatakan bahwa Al Quran adalah penyembuh dari
penyakit-penyakit yang ada dalarn hati-hati. manusia seperti syirik, sombong,
congkak, ragu, dan sebagainya.
Jika dikaitkan dengan Ilmu Kedokteran Jiwa dan/atau
Kesehatan Jiwa, maka dari semua cabang ilmu kedoteran jiwa dan kesehatan jiwa
adalah yang paling dekat dengan agama; bahkan dalam pencapaian derajat
kesehatan yang mengandung arti keadaan kesejahteraan (well being) pada
diri manusia, terdapat titik temu antara kedokteran jiwa/kesehatan jiwa di satu
pihak dan agama di pihak lain.
dikarnakanPengertian kesehatan jiwa menurut paham ilmu
kedokteran pada waktu sekarang adalah satu kondisi yang memungkinkan
perkembangan fisik, intelektual dan emosional yang optimal dari seseorang dan perkebangan
itu berjalan sejalan dengan keadaan orang lain. Makna kesehatan jiwa mempunyai
sifat-sifat yang harmonis (serasi) dan memperhatikan semua segi-segi dalam
penghidupan manusia dan dalam hubungannya dengan manusia lain.
Sesungguhnya Al-Qur’an itu kekuatan tanpa
batas. Fakta menunjukkan, betapa bangsa Arab dan umat Islam lainnya sebelum
hidup dengan Al-Qur’an, mereka hidup hina, berpecah belah, saling berperang
sesama mereka, menjadi rebutan bangsa lain, kezaliman merajalela, yang kaya
semakin kaya, yang miskin semakin miskin, hidup berkasta berdasarkan keturunan
dan harta, life style yang primitif, tak berbudaya, tidak ada kemajuan ilmu
pengetahuan, bahkan tidak tercantum dalam sejarah bangsa-bangsa seperti Mesir
Kuno, Persia, Yunani dan sebagainya. Namun, setelah mereka hidup dengan
Al-Qur’an, terjadi revolusi dalam kehidupan mereka dan kehidupan mereka berubah
180 derajat. Dari kegelapan jahiliyah menjadi cahaya Islam yang terang
benderang, dan bahkan dunia ini mereka kuasai dari Barat sampai Timur. Dari
merekalah asal semua peradaban moderen di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi
yang kita nikmati sekarang ini. Al-Qur’an menggambarkan Generasi Islam Pertama
sebagai “Khairu Ummatin”
Abad ke XXI ini menurut Dr Rollo May (USA)
adalah merupakan abad kecemasan dan kegelisahan, kalau kecemasan itu menyerang
seseorang akan memberikan baginya untuk menderita bermacam-macam penyakit
seperti; darah tinggi, jantung yang bisa mendorong manusia kearah perbuatan
kriminal. Dan kalau kecemasan itu menyerang pada orang akan menimbulkan
konflik. Sedangkan kegelisahan hati yang tidak terobati akan menimbulkan penyakit-penyakit
seperti kepala pusing, perut mules, nafsu makan turun, tidur yang tak nyenyak
dan lain-lain. Bahkan Dr. David Abraham berani memastikan adanya hubungan
antara kegelisahan dan kejahatan. Nakh bagaimana cara melawan penyakit-penyakit
dari kecemasan dan kegelisahan tersebut, ternyata para ahli sepakat bahwa
obatnya adalah agama.
Keyakinan dan pengalaman agama
yang kuat akan mampu melawan kecemasan dan kegelisahan serta akibat yang
ditimbulkannya. Betapapun sedih, patah hati, dan gelisah seorang muslim tidak
akan sampai bunuh diri. Kekuatan imannya membuat dirinya lebih suka bertawakkal
kepada Tuhan . Buktinya bahwa angka kematian akibat bunuh diri di negara-negara
islam jauh lebih rendah dibandingkan dengan negara-negara Eropa dan Amerika.
Kecemasan akan dapat ditumpas oleh mereka yang memiliki jiwa optimis yang
besar, dan optimisme ini akan selalu dimilki oleh orang-orang yang berjiwa
Tauhid. Dia tak akan ragu atau cemas menghadapi masa depan dan hatinya tak akan
terguncang oleh berbagai godaan dan rintangan dan disaat gembira ia bersyukur,
sebaliknya disaat menderita akan selalu bersabar dan tawakkal. OBAT PATAH HATI.
Kalau menderita kegagalan, putus asa atau patah hati, maka obatnya adalah raja
(penuh harap) jangn putus asa karena rahmat Allah. Suatu saat derita itu pasti
akan berakhir dengan kegembiraan, Innama’al usri yusro (dibalik kesukaran pasti
datang kemudahan). Wa ‘asa antuhibbu syaian wahuwa syarrul lakum (apa yang kau
kira tidak baik, mungkin baik bagi Allah, dan apa yang engkau senangi belum
tentu baik bagi Allah ).
Bahwa diabad ke XXI sekarang
ini, berbicara tentang agama bisa saja dicibirkan orang sebab dianggap tidak
ilmiah, tidak rasional, kuno, tetapi nyatanya banyak sarjana seperti Dr Alexis
Carrel telah mengakui pentingnya sholat dan do’a bagi manusia, mau apa lagi,
kekosongan keprcayaan kepada Tuhan itulah yang membuat anak muda banyak yang
gelisah mencari perlindungan kepada ganja, narkotika, pil koplo, ekstasi,
kathinon dan lainnya, yang justeru akan membuat dirinya semakin haus ketagihan
atau kecanduan. Oleh karena itu seandainya kita gelisah mintalah pertolongan
kepada Allah dengan sabar dan sholat, banyak membaca kitab suci Al Qur’an insya
Allah nanti akan terbukti betapa besar pengaruh Al Qur’an sebagai obat hati
yang gelisah amien
بَارَكَ الله لِيْ وَلَكُمْ
فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ وَجَعَلَنَا اللهُ مِنَ الَّذِيْنَ يَسْتَمِعُوْنَ
الْقَوْلَ فَيَتَّبِعُوْنَ أَحْسَنَهُ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هذا وَأَسْتَغْفِـرُ
الله لِيْ وَلَكُمْ
0 komentar:
Posting Komentar